Bismillah ...

22.24




Bismillah ..

Alhamdulillahirabbil‘alamin .. 
Semoga Allah senantiasa menjadikan kita menjadi orang orang yang pandai bersyukur. Dalam segala hal yang kita hadapi. Karena dengan syukur, Allah telah berjanji untuk menambah nikmatNya kepada kita.

Mungkin menulis adalah kegiatan baru bagi saya. Terutama pada poin publikasinya. Ternyata cukup menarik. Yang membuat puas adalah ketika ada seseorang yang tiba-tiba japri (jaringan pribadi) untuk sekedar mengomentari tulisan saya. 
Bukan masalah komentarnya, tapi bagaimana kita bisa lebih semangat dan termotivasi ketika ada hal 
tersebut.

“kapan ajarin aku nulis ?”

“jangan berhenti yaa. Aku nungguin postingan kamu tiap hari lhoo”

Hmmm. Cukup memompa semangat. Lewat postingan saya ini, semoga bisa menginspirasi. 
Amiin .

Menulis itu mudah. Terlepas bagaimana karakteristik tulisannya, bagaimana diksinya, terlepas ingin mendapatkan pujian. Menulis itu jangan sampai memberatkan. Mulailah menuliskan hal-hal yang kita ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaan sendiri.
   
Sa’ad bin Jubair pernah berkata :

“Dalam kuliah-kuliah Ibnu Abbas, 
aku biasa mencatat dilembaran. 
Bila telah penuh, menuliskannya di kulit sepatuku, 
dan kemudian ditanganku. 
Ayahku sering berkata : 
Hafalkanlah, tapi terutama sekali tuliskanlah. 
Bila sampai dirumah, tuliskanlah. 
Dan jika kau memerlukan atau kau tak ingat lagi, 
bukumu akan membantumu.”

Tulislah apa yang kita ketahui dan layak untuk dipublikasikan. Seperti apa kelayakan sebuah tulisan ? selama tulisan kita tidak mengandung sesuatu yang tidak sesuai dengan kode etik, dan mengandung makna edukasi, motivasi, atau pengetahuan. 
Silahkan baca tulisan yang baik disini.

Singkat cerita guru besar kita, Imam Bukhori.

Imam Bukhori mendapatkan julukan Amirul Mukminin fil Hadist, karena beliau telah menghafalkan hadist sejak usia 10 tahun. Di sela-sela kesibukannya, Imam Bukhori menuliskan hadist-hadist yang dihafalkannya. Berkat ketekunan beliau dalam menulis, hingga saat ini kitab yang bernama “Shahih Bukhori” masih dapat kita buktikan keindahannya.

Allah memberikan kita akal dan menjadikan kita sebagai makhluk sosial. Alangkah baiknya jika kita menggunakan apa yang telah Allah anugerahkan kepada kita dengan sebaik-baiknya. 
Menulis misalnya. Kita punya segala apa yang dibutuhkan dalam menulis. Bukankah Allah telah menyukupi semuanya ?

“Jika kalian berbuat baik, 
sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” 

(QS. Al-Isra :7)

Kemudian apakah kita telah benar-benar menjadi makhluk sosial yang baik ? sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat baik orang lain. 

Dengan menulis kebaikan, tulisan kita sebagai pengikat kebaikan untuk diri kita sendiri ketika kita lupa. Terlebih jika ada orang-orang yang membaca kemudian ikut mengerjakan kebaikan.

Menurut ilmu psikologi, hubungan antara kegiatan menulis dengan kesehatan jiwa yaitu menulis dapat menurunkan kegelisahan dan memberikan ketenangan. Bahkan dengan menulis, seseorang dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Terapi menulis dalam bentuk narasi telah dilakukan bagi penyembuhan beberapa penyakit. 
Terlebih gangguan-gangguan seperti stres, trauma, hingga penyakit berat seperti kanker.

Selain menyalurkan hobi, memberikan kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain, juga dapat menjaga kesehatan kita. Dan masih banyak lagi manfaat-manfaat yang luar biasa dari kegiatan kecil ini.



"Ikatlah ilmu dengan menuliskannya"
Ali Bin Abi Thalib

You Might Also Like

3 komentar

  1. Mba Mifta pinter agama banget keknya, cocok jadi ustazdah nih....

    ternyata yang aku tuliskan bisa dipadu padankan dengan ayat Qur'an dan hadits Wow banget, hehe

    keren mba Mifta... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enggak juga mbk, masih belajar juga mbk ..
      makasii tulisannya mbk hehhe

      Hapus
    2. Enggak juga mbk, masih belajar juga mbk ..
      makasii tulisannya mbk hehhe

      Hapus