Sebaik-baik Prasangka

18.32




Bismillah ..

Mendung menemani rasa lelah ini yang masih setia dengan sepetak ruang, lengkap dengan denting jarum jam yang merdu.

Setiap manusia mungkin pernah merasakan lelah yang begitu dalam. Seolah tak mampu lagi berjalan jengkal demi jengkal yang harus dilewati. Lelah dengan segala rasa maupun asa yang sebenarnya sengaja diciptakan oleh Nya. Entah untuk melahirkan kekuatan ataupun keputus asaan.

Hari ini, hari kedua menikmati suasana rumah sakit jiwa kota semarang. Memang bukan hal baru berada ditengah-tengah mereka. Namun ada rasa yang baru. Tiba-tiba saja ada sendu ikut hadir dalam ruang jagaku. Hanyut dalam dunia mereka ? jangan lah yaa.

Salah satu hal yang perlu kita pahami adalah untuk apa kita hidup. Memahami segala bentuk lika-liku kehidupan yang memang sudah sepatutnya kita hadapi, jelas tak akan mudah bagi siapa saja yang tidak beriman.

Jangan takut, hidup ini hanya sebentar. Kita berada di belahan Kuasa Ilahi ini hanya untuk mengagungkan Allah, sang Maha pencipta. Tidak ada pilihan lain selain tetap berjalan sesuai dengan rel yang telah disediakan.

Sesungguhnya kehidupan ini hanya kesenangan 
(yang bersifat sementara) 
dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal 

Q.S Al Mukmin : 39

Allah memberikan cobaan tidak hanya dalam bentuk musibah yang menyedihkan. Terkadang kesenangan dan kemewahan duniawi sengaja dihadirkan kepada manusia. Dan ternyata, tidak sedikit manusia yang tidak berhasil melewati ujian itu. Mereka yang terlena dengan keindahan demi keindahan yang diberikan Allah, dan kemudian lupa bahwa segala bentuk keindahan adalah milik Nya dan keindahan yang kekal hanyalah Dia, Azza Waa Jalla. Dan apa yang terjadi ?   

Ada rasa yang sulit untuk dijelaskan. Ketika melihat ciptaan Allah yang paling sempurna, hanya duduk terdiam. Kadang menangis tanpa sebab. Kadang berkicau. Kadang terdiam berhari-hari bahkan hitungan minggu, sibuk dengan imajinasinya (mungkin). Terkadang mengamuk dan memaksa kita untuk memberikan perlawanan dengan memasang beberapa protap, baik demi keamanannya maupun orang lain. Tidak terbatas usia, muda atau pun tua. Miris rasanya.

Sebisa mungkin selalu menyelipkan doa dalam setiap terapi yang kami lakukan demi kesembuhan mereka. Karena kami yakin Allahlah yang Maha Menyembuhkan segala penyakit. Baik fisiologis maupun psikologis.

Sudah yakin tidak mempunyai kesempatan untuk seperti mereka ? pertanyaan ini hadir dan kemudian muncul pertanyaan, Apa yang harus saya sampaikan disini ?

Aku sesuai dengan prasangka hamba pada-Ku 

(Muttafaqun ‘alaih)

Tak ada kata lain selain khusnudzon. Perbaiki prasangka kita kepada Allah. segala yang hadir, pandailah dalam bersyukur. Segala yang Allah berikan tak akan pernah tak ada artinya. Sama dengan ilmu meningkat seiring dengan beban yang diberikan. Demikian pula dalam hal ujian hidup. Semakin kita berhasil melewati kerikil satu, maka akan ada kerikil-kerikil lain dihadapan kita.

Melangkahlah ,tetap berjuang menjalani semuanya sesuai dengan apa yang Allah atur dalam agama sempurna ini. Finish kita bukan bagaimana kita berhasil melalui ujian demi ujian. Finish yang sebenar-benarnya adalah ketika kita berhasil mencapai surga Allah saat waktunya nanti.

Rasulullah bersabda

Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan memberikan kegembiraan dalam setiap kesedihannya, dan kelapangan dalam setiap kesempitannya, dan memberikan riski dari arah yang tidak disangka-sangka

HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad

Kita tidak akan bisa hidup sendiri. kehidupan ini terlalu keras untuk dijalani. Dunia ini terlalu gemerlap untuk dilalui. Jalanilah segala bentuk rasa bersama Nya. Lewatilah jalan-jalan setapak dengan berbagai penyulit dengan Sang Maha Kuasa atas segala bentuk hati.

Jika Nabi Yusuf saja beristighfar 700 kali dalam sehari. Bagaimana dengan kita yang jaul lebih berlumur dosa. Bagaimana dengan kita yang jauh sangat membutuhkan Allah sang Maha Pemilik Hati.

Lebih baik dalam duka namun hati kita tetap kepada Nya
Dari pada berada dalam keindahan 
namun kita lupa kepada sebaik-baik Pencipta


Ya Muqollibal Qulub Tsabbit Qolbi ‘ala Diinik ...

You Might Also Like

14 komentar