Jaga Hati, Pantaskan Diri

14.04



Bismillah ..

Udara sejuk selalu menyapa setiap insan tanpa terkecuali. Dia tak pernah bosan memberikan segala rahmat yang tak pernah dapat kita hitung. Dan lagi-lagi kita harus mensyukuri setiap tetes kenikmatan yang telah Allah berikan kepada kita. Terutama usia.

Allah memberikan kesempatan kepada kita hingga saat sahabat pembaca menelaah tulisan ini. Segala nikmat waktu yang Allah berikan sudahkah kita sempurnakan ibadah kita ? patrilah dalam fikiran kita, bahwa kita masih diberikan kesempatan untuk bernafas tak lain adalah untuk banyak-banyak beristighfar.

Menjadi dewasa adalah pilihan. Bagaimana kita bisa bersikap sesuai dengan koridor yang telah ditetapkan. Bicara tentang usia, tidak berarti ada tentang kedewasaan disana. Karena kedewasaan tidak selalu mengikuti usia.

Belajar dan terus belajar mungkin salah satu cara menuju kedewasaan. Bicara usia biasanya terbesit pembicaraan tentang cinta. Yaa. Karena usia-usisa kita mungkin memang sudah saatnya banyak belajar tentang itu.

Kemudian bicara tentang sebaik-bak kisah cinta, siapa lagi kalau bukan panutan kita Rosulullah SAW dan istri pertama beliau Khadijah. Kedua kekasih Allah ini memang sudah sepatutnya menjadi ladang belajar bagi kita. Segala tindak tanduknya adalah tauladan terbaik bagi kita muslim dan muslimah.  

Sebagai seorang muslimah sudah sepatutnya banyak belajar dan memantaskan diri bagaimana menjadi seorang wanita yang baik ketika menyandang gelar istri, terlebih ibu.

Karena menurut saya itu bukan hal yang mudah. Namun tentunya bukan pula hal yang perlu terlalu berat untuk dikhawatirkan. Cerita tentang Khadijah wanita penghuni surga bisa dibaca disini.  

Khadijah mengajarkan kepada seluruh wanita yang ada di dunia ini untuk menjadi wanita-wanita yang setia. Siap berada dibelakang suami, ketika suami membutuhkan dirinya. Khodijah binti Khuailid hadir sebagai qurrota a’yun penyejuk hati bagi suami.

Ketika Rosulullah bertemu dengan seorang jibril yang berwujud seperti seorang laki-laki. Pulang kerumah dalam keadaan gemetar dan ketakutan dan Nabi Muhammad hanya bisa mengatakan :

“Wahai istriku selimuti aku, selimuti aku, seimuti aku”  dengan ketakutan yang amat sangat. Lalu apa yang dikatakan oleh Khodijah ketika sang suami menceritakan kronologinya saat berada di gua hiro.

Lihatlah bagaimana qurrota a’yun penyejuk hati ini menentramkan hati sang suami. Sang wanita mulia ini mengatakan :

“Wahai suamiku, Allah tidak akan membinasakan. Allah tidak akan menyia-nyiakanmu. Kau sesungguhnya orang yang senantiasa menyambung tali silaturrahmi. Kau orang yang senantiasa berkata jujur, senantiasa memuliakan tamu dan berbuat baik wahai suamiku”  Maka Khadijah menjadi wanita pertama yang menyatakan keimanannya di depan Rasulullah SAW.

Masa-masa pernikahan Rasulullah dengan Khadijah bukanlah perjalanan yang mudah, dilewati dengan penuh duka yang sangat banyak. Ketika orang-orang kafir quraisy mulai membunuh satu per satu orang-orang muslim. Bahkan orang-orang kafir quraisy pernah memboikot seluruh orang-orang muslim selama 3 tahun.

Disinilah khadijah menunjukan peranannya sebagai seorang istri Rasulullah. Seluruh hartanya diberikan kepada dakwah Rasulullah SAW.

Selama 3 tahun, penduduk muslim termasuk Khadijah menderita kelaparan yang amat sangat. Mereka memboikot tidak boleh ada hubungan perdagangan jual beli, tidak boleh ada hubungan pernikahan antara orang-orang kafir quraisy dengan orang-orang muslim dan tidak boleh ada ziarah menziarahi. Mereka diisolir. Mereka benar-benar dipisahkan sehingga orang-orang muslim pada saat itu hanya memakan dedaunan-dedaunan saja.

Begitu pula dengan Khadijah binti Khuailid yang usianya sudah tidak muda lagi, namun dengan semangat yang luar biasa membantu sang suami, senantiasa menentramkan sang suami hingga Nabi Muhammad SAW tidak merasakan terlalu berat. Karena setiap pulang kerumah selalu ada istri yang senantiasa menentramkannya.

Namun ternyata selama 3 tahun dimasa-masa pemboikotan itu Rasulullah akhirnya mendapatkan kenyataan. Bahwa sang istri yang paling dicintainya ternyata sakit karena menderita kelaparan. Lalu terjadilah yang namanya Amuul khusni. Amul khusni adalah tahun-tahun kesedihan. Rasulullah harus kehilangan istri tercintanya.

Suatu saat setelah kepergian Khadijah, kemudian Nabi Muhammad menikahi Aisyah. Aisyah pernah berkata “Aku tidak pernah cemburu, selain kecemburuan yang luar biasa kepada Siti Khadijah. Khadijah adalah orang yang sudah meninggal. Tapi aku akan sangat cemburu kepadanya.”

Pernah pula suatu ketika Aisyah berkata kepada Rasulullah SAW
“Kenapa engkau selalu menyebut-nyebut nama Khadijah ? Khadijah adalah seorang wanita tua dan janda. Sementara engkau wahai Nabi Allah telah mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari pada Khadijah” Aisyah berkata bahwa yang lebih baik dari Khadijah adalah dirinya. Lalu apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW :

“Sekali-kalipun tidak ada yang bisa menggantikan posisi Khadijah. Tidak ada yang bisa menggantikan rasa cinta Khadijah, rasa cintaku pada Khadijah” Rasulullah SAW menanamkan rasa cinta yang luar biasa kepada Khadijah didalam dirinya. kemudian Rasulullah berkata lagi :

“Wahai Aisyah, kau tidak boleh berkata seperti itu, khadijah adalah seorang wanita yang beriman kepadaku disaat semuanya kufur. Khadijah adalah seorang wanita yang berbuat baik kepadaku menyerahkan seluruh hartanya kepadaku dan memberikan aku anak-anak”  

Semenjak itulah Aisyah memahami begitu besar rasa cinta Rasulullah kepada Khadijah. Perjuangan Khadijah untuk mendampingi Nabi Muhammad begitu besar. Kemudian Aisyah menyesal atas perkataannya dan tidak pernah membanding-bandingkan lagi dirinya dengan Khadijah.

Dari kisah ini semoga kita bisa mendapatkan pelajaran, untuk senantiasa belajar dan berdoa kepada Allah agar menjadi sosok seperti Khadijah, wanita yang taat, wanita yang senantiasa menjadi penyejuk dan pembela sang suami di jalan Allah SWT. Wanita yang senantiasa berada di sisi Rasulullah dengan penuh kesetiaannya.   

You Might Also Like

14 komentar