Perihal Jodoh

14.23


Bismillah ...

Setiap insan dianugerahi cinta oleh Allah. Mencintai sang Pencipta dengan segala keyakikan atas jalan yang telah digariskan adalah pertama dan utama yang harus terpatri dalam diri. Kemudian menjujung tinggi nama Kekasih Allah dengan sebenar-benarnya mencintai. Karena beliau lah yang akan memohonkan ampunan kepada sang Maha Pengampun atas dosa-dosa yang pernah diperbuat oleh umatnya.

Kecintaan beliau yang tak pernah ada duanya kepada umat. Terlihat jelas dalam riwayat dikisahkan ketika Rasulullah berada dalam keadaan sakaratul maut, beliau senantiasa berdoa :

“Ya Allah bebankan segala rasa sakit 
sakaratul maut umatku kepadaku”

dan berkali kali menyebut 
“umatku-umatku-umatku”

Setelah menetapkan dua cinta tertinggi dalam hidup kita, Allah masih saja memberikan fitrah untuk mencintai manusia. Mencintai sebagaimana mestinya. Sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan. Harusnya seperti itu bukan ?

Tidak pernah ditemukan pada dua orang 
yang saling mencintai sesuatu yang lebih indah dari pernikahan 

(Riwayat Ibnu Majah)

Pada usia yang dianggap matang baik secara sosial maupun biologis, pembicaraan mengenai “jodoh” sudah begitu familiar ditelinga. #ini bukan curhat :D.

Jodoh bukan perihal pemenang dalam pertandingan adu kebaikan. Ketika kita sibuk dengan segala kriteria calon pasangan, dari mulai sisi agama, jenjang pendidikan, pola pikir, nilai fisik, materi, bahkan membicarakan bibit bebet bobot. Punya sederet calon dan kemudian dibandingkan satu-per satu.

Sadarilah jodoh adalah perihal ketetapan dan kemantapan hati, tentang Ridho Allah, jodoh itu perihal yang diridhoi Tuhan. Jodoh perihal segala yang mampu membaikanmu, membuatmu senantiasa berjuang menjadi lebih baik dari hari kemarin.

Dan bila ada keraguan dalam hatimu tanyakan pada Tuhanmu, hatimu, dan orang tuamu. Membicarakan hal ini memang sulit. Karena semua tentang Jodoh adalah hak priogatif Allah, bukan kita.

Allah yang Maha Mengetahui bukan hanya saat ini tapi jauh kedepan apa yang akan terjadi. Boleh jadi kita mencintai seseorang saat ini kemudian ada hal lain yang membuat kita lupa. Dan sebaliknya, boleh jadi Allah menghadirkan seseorang lepas dari yang disebut “Kriteria” kita namun, Allah memberikan kekuatan lebih kepada seseorang itu untuk kita.

Cobalah memahami segala rasa yang ada bukan menggunakan kacamata kita sebagai manusia. Jangan berhenti memohon kepadaNya agar senantiasa dilindungi oleh segala rasa. Karena apa yang kita ketahui tidak sebanding dengan Kemahaan Allah terhadap diri kita.


Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut, agar kamu kembali berharap kepada Nya. (Imam Syafi’i).

You Might Also Like

11 komentar

  1. Semoga segera dipertemukan dengan jodohnya ya mbk Mifta :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin semoga doanya kembali net tapi wisuda dulu yaa 😀😀

      Hapus
  2. Jodoh. Sama dengan cinta. Sesuatu yg nggak habis mass until membahasnya

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Nah, baca tulisan mbk Mifta ini.
    Tunggu apalagi kalian utk Nikah Mblo?
    😂

    BalasHapus
  5. Sebenarnya aku siap Mba. Berkunjung ke pekalongan. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha manggoo silahkan mas gilang nanti reunian sama inet juga 😊😊

      Hapus