Cerita Sahabat Nabi, Sayyidina Bilal bin Rabbah (part 1)
05.31Maulid Akbar, Kansuz Sholawat, Pekalongan |
Bismillah ..
Pagi ini cerah. matahari tidak malu-malu lagi bertemu dengan jemuranku hehhe.
Alhamdulillah ya Allah.
masih diberikan kesempatan menghirup udara pagi. untuk yang kesekian kalinya, Allah menghujaniku dengan harapan-harapan yang mengantarkanku untuk tetap semangat dalam meniti segala hal.
Bapak, Ibuk, Mbak, Mas. terimakasih telah banyak andil dalam membangun semangat.
semoga sahabat pembaca merasakan hal yang sama sepertiku.
Sudah terdaftar dalam catatan kecilku, ingin sekali rasanya berbagi cerita tentang cerita yang tak pernah bosan saya dengarkan. jadi ceritanya saya punya rekaman seseorang yang menceritakan tentang sahabat Nabi, Saidina Bilal.
Tak terhitung berapa kali mendengarkan cerita ini. Dan rasanya tak lengkap jika saya tidak menyalurkan cerita ini kepada sahabat pembaca. Semoga sahabat pembaca berkenan mengikuti cerita ini, karena cerita ini akan menjadi cerbung. cerita bersambung hehhe.
semoga bermanfaat yaa dear. selamat membaca.
Cerita sahabat Nabi yg sangat dicintai dan sangat mencintai Rosulullah, Sayyidina Bilal bin Rabah.
Setelah rosulullah meninggal beliau menghadap kepada Sayyidina Abu Bakar as Siddiq dan berkata :
"Wahai Kholifah, aku minta izin, tolong izinkan aku untuk tidak adzan lagi"
Sayyidina Abu Bakar berkata :
"Wahai Bilal, aku tidak akan menurunkan orang yg pernah diangkat oleh Rosulullah"
di ulangi lagi :
"Wahai Abu Bakar, tolong dan tolong izinkan aku untuk tidak adzan lagi"
dijawab oleh Abu Bakar :
"Tidak. Tidak, kecuali Engkau punya alasan. Alasanmu apa kok minta untuk tidak adzan lagi ?"
Akhirnya Sayyidina Bilal memberikan alasan dengan derai air mata. Tiba-tiba Sayyidina Bilal melihat ke menara lalu melihat ke kubur Nabi Muhammad yg dulu adalah kamar Nabi Muhammad. Melihat ke menara lagi lalu melihat ke kubur Nabi Muhammad dan dengan suara gemetar Sayyidina Bilal bin Rabbah berkata :
"Wahai Abu Bakar .... kebiasaanku dulu diwaktu Nabi Muhammad hidup adalah sebelum waktu sholat aku membangunkan Nabi Muhammad, aku datang ketempat Nabi Muhammad dan berkata 'Yaa Rosulullah, waktu sholat' dan kadang Nabi Muhammad yang datang ke tempatku lalu berkata 'Bilal waktu sholat' kemudian setelah itu aku bersama Nabi Muhammad mendekat ke menara dan aku naik Nabi Muhammad melihatku, lalu menghadap kekiblat.
Sebelum aku adzan aku selalu menoleh kepada Nabi Muhammad yang ditempat itu, kemudian aku melakukan adzan dan setelah itu aku turun disambut oleh Rosulullah dan itu aku lakukan sehari lima kali dan berulang-ulang, sehingga sungguh suasana keadaan itu menginggatkan aku kepada Rosulullah sehingga aku tidak mampu melakukannya lagi, adzan saat ini wahai Abu Bakar."
Nostalgia dengan Rosulullah. air matanya deras mengucur, karena kerinduannya kepada Rosulullah. Saidina Abu Bakar pun menitikan air mata dan berkata :
"Baiklah. kalo memang alasanmu seperti itu wahai Bilal boleh, km berhenti adzan"
Akhirnya Sayyidina Bilal pergi ke Syam. Pergi ke Syam beberapa hari bahkan beberapa bulan yang cukup lama. Tiba-tiba suatu malam sayyidina Bilal bin Robbah bermimpi bertemu dengan Rosulullah. Dan saat itu Rosulullah menegurnya. Ditegur oleh Rosulullah, dalam mimpi itu,
cerita ini diriwayakan oleh Ibnu Asyakir :
"Wahai Bilal, alangkah kerasnya hatimu. lama kamu tak kunjung kepadaku wahai Bilal." dengan suara lembut namun cukup menyentak Sayyidina Bilal bin Rabbah.
Saat itu Sayyidina Bilal terbangun dan menangis, dengan tangis yang sangat kuat. Hingga keluarganya ketakutan dan bertaya :
"Ada apa bilal, ada apa Bilal mengapa kamu menangis seperti itu, menagis tidak seperti biasanya"
Sayyidina Bilal hanya bisa berkata :
"Sungguh saat ini aku merasakan rasa takut yang sangat, dan aku tidak pernah merasa takut seperti saat ini."
"Memangnya kamu kenapa wahai Bilal ?"
Sayyidina Bilal menjawab dengan suara yang diiringi dengan isak tangis, dan berkata :
"Aku ... aku bermimpi ketemu Rosulullah"
keluarga Sayyidina Bilal mencoba menenangkan dan bertanya lagi :
"Rosulullah kenapa ?"
"aku ketemu Rosulullah, aku ditegur oleh Rosulullah, dan berkata 'wahai Bilal, alangkah keras dan gersang hatimu, mana kerinduanmu kepadaku lama engkau tak kunjung kepadaku' aku takut ditinggal oleh Rosulullah" tangisnya semakin kuat. Sayyidina Bilal takut ditinggal oleh Rosulullah.
Akhirnya para keluarga Sayyidina Bilal memberikan solusi dan mengatakan :
"Bilal, kelihatannya memang waktunya engkau ziaroh kepada Rosulullah, maka pergilah"
Pergilah Saidina Bilal bin Rabbah. Dengan kendaraannya dalam riwayat onta atau kuda, dalam riwayat keledai. Berjalan Sayyidina Bilal bin Rabbah ke Madinah.
Dan sungguh perjalanan indah, karena perjalanan untuk menuai kerinduan menuju orang yang sangat dicintai, menuju kubur Nabi Muhammad Salallahu'alaihi Wasalam.
Berjalan Sayyidina Bilal dengan perjalanan yang tak pernah kenal lelah. Berjalan dan tidak mau istirahat, karena yang ada dihatinya adalah segera sampai ke Madinah.
Berjalan dan berjalan, hingga saat Sayyidina Bilal sudah mulai memasuki kota Madinah. Maka terlihatlah bukit-bukit, disaat itulah air mata sudah mulai mengucur. Sayyidina Bilal sadar bahwasannya, bukit-bukit itu adalah bukit yang pernah disaksikan oleh Sayyidina Bilal bersama Rosulullah.
Mulai menangis Saidina Bilal, berjalan dengan derai air mata dan disaat itu Sayyidina Bilal memasuki kota Madinah, sungguh tangis semakin keras, tangis Sayyidina Bilal semakin kuat.
Sayyidina Bilal tidak melihat pojok kota kecuali terlihat Rosulullah. Tidak melihat bangunan kecuali terlihat Rosulullah. Tidak melihat hamparan kecuali terlihat Rosulullah.
Karena kenangan indah bersama Rosulullah benar-benar membekas dihati Sayyidina Bilal bin Rabbah. Sehingga tangis dan tangis semuanya yang ada di Madinah mengingatkan Rosulullah.
Berjalan Sayyidina Bilal bin Rabbah menuju kubur Nabi Muhammad Salallahu 'alaihi wasalam.
Dan setelah itu Sayyidina Bilal tertunduk dan mengucapkan salam, akan tetapi salamnya orang yang sudah kehabisan suara karena suara Sayyidina Bilal sudah dihabiskan oleh kerinduannya sepanjang perjalanan. Sayyidina Bilal hanya mengucapkan dengan suara lirih parau dan berkata :
"Assalamu'alaika yaa Rosulallah
Assalamu'alaika yaa Habiballah
Assalamu'alaika yaa Nabi Allah"
Sayyidina Bilal bin Rabbah rapuh dihadapan makam Nabi Muhammad Salallahu 'alaihi wasalam, dengan cucuran air mata yang mengalir deras.
(bersambung ...)
2 komentar
menitik air nata membacanya,,ditunggu lanjutannya
BalasHapusmenitik air nata membacanya,,ditunggu lanjutannya
BalasHapus