Power of Nurse
15.56
Bismillah ..
Embun pagi mulai malu-malu
menyambut sinar matahari. Pagi ini dingin, tak seperti biasanya. Mungkin embun
pagi masih ingin bersamaku. Seolah tak rela matahari menyambut pagiku.
Dering handphone anak rantau pagi
shubuh mungkin tidak sedikit yang mengalaminya. Suara indah diujung sana kian
mendekap dan memaksa untuk pulang. Tapi tidak. Tanggung jawab dan kewajiban
belajar disini menyeret untuk tetap tinggal dan merjalan. Ah sudahlah. Home sick
selalu menjadi penyakit siapa saja yang berada jauh dari kota kelahiran.
Alhamdulillah ya Allah. masih
memberiku kesempatan untuk melewati jalan setapak ini. Menuntut ilmu memang
banyak rintangannya. Namun ketika kita berani keluar dari zona nyaman untuk
tujuan yang baik. Percayalah Allah akan menemani setiap langkah yang kita
tempuh. Jangan takut, karna Allah akan memberikan tempat tinggal lebih nyaman
dari sebelumnya. Allah menjanjikan teman-teman baik seperti sebelumnya. Dan tentunya
berkah akan menyelimuti siapa saja yang berniat untuk menuntut ilmu. Aamiin ...
Belajar dalam bidang keperawatan
sungguh membuat saya semakin takjub dengan Keesaan Allah Azza Wa Jalla. Segala anatomi
tubuh manusia beserta deretan fisiologinya membuat kami seharusnya tidak
berhenti mengagumkan namaNya.
Yaa. Mungkin materi yang saya
dapatkan dulu sudah pernah dimengerti. Namun sungguh, setiap kali belajar
tentang bagaimana proses kita bernafas, bagaimana pompa jantung kita, bagaimana
aliran darah bisa berjalan sedemikian rupa. Allahu Akbar. Segala puji bagi
Allah sang Maha Pencipta.
Beberapa kali saya hembuskan
nafas panjang, karena kekagumanku terhadap kinerja organ tubuh seolah tidak
bisa diungkapkan. Siapa yang menggerakan hingga secanggih itu ? siapa yang
menjalankan dan menghentikan hingga penyesuaian-penyesuaian tubuh dapat
teratasi ? Allah. tidak ada jawaban selain Allah.
Tak henti-hentinya saya bersyukur.
Karena Allah memberikan kesempatan kepada kami untuk belajar banyak tentang
Keagungan Allah SWT. Berharap ilmu yang kami dapatkan dapat sepenuhnya
bermanfaat bagi orang lain. Bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, terlebih
bangsa dan negara. Aamiin ..
Untuk yang kesekian kalinya kami
diberi kesempatan untuk bertemu langsung dengan pasien berada dilingkungan
rumha sakit, dan bergabung dengan perawat senior beserta Tim Medis lain. Sebuat
percakapan yang sering muncul dan menurut saya perlu untuk disampaikan.
Beberapa kali bahkan terbilang
sering, kami (perawat junior) ditanya oleh perawat senior dengan pertanyaan
yang menurutku tidak patut untuk dilontarkan.
“kamu nggak nyesel dek jadi
perawat ?” semua diam. Geram rasanya, setiap kali ada pertanyaan seperti ini
teman-temanku selalu diam. Yaa, mereka diam. Karena sebagian dari mereka hendak menjawab “menyesal”
namun terdengar tabu.
“kenapa tanya begitu kak ?
Enggaklah." akhirnya jawaban itu terlontar dari mulutku.
Sahabat sejawat, rumor apapun
tentang perawat, cobalah untuk tidak meratapinya. Jika ada yang bilang perawat
adalah pembantu dokter, perawat adalah profesi yang tidak diakui oleh profesi
lain, dan masih banyak lagi. Berdirilah, jangan menoleh, genggam erat profesi kita.
Sudahlah, jangan berfikir
panjang. Cobalah untuk menengok bagaimana tujuan awal kita, bekerjalah dengan
hati. Hingga pikiran-pikiran seperti itu tidak lagi mengganggu kita. Selama
kita bekerja dengan sungguh-sungguh dan tetap pada niat awal kita, Insya Allah, Allah akan membukakan pintu kebaikan bagi kita. Baik di dunia maupun di
akhirat. Aamiin ..
Cerita tentang perawat muslim pertama
didunia, Rufaidah Al-Asalmiya. Beliau adalah
sukarelawan yang merawat muslimin pada saat perang Uhud. Beliau dipercaya oleh
Rosulullah untuk merawat muslimin yang sakit. Bekerja dengan sepenuh hati,
tidak hanya dalam hal perawatan saja, namun beliau menyelesaikan beberapa
konflik sosial yang ada di Kota Madinah. Terlebih dalam bidang wabah penyakit.
Rufaidah
Al-Asalmiya selain berkontribusi dalam perang untuk merawat mujahid yang
terluka, beliau dengan suka rela membuka tenda perawatan disebuah lapangan. Tujuannya
adalah untuk merawat dan memperhatiakan kondisi kesehatan orang miskin, anak
yatim, penyandang cacat mental dan para muslimin yang membutuhkan perawatan. Terlihat
jelas bagaimana ia bekerja dengan ketulusan murni dari hati.
Kita semua tahu, bahwa selama ini
yang kita kenal sebagai perawat pertama adalah Florence
Nightingale dari negeri barat. Kita
harus tahu bahwa Rufaidah Al-Asalmiya atau Siti Rufaidah adalah perawat
muslim pertama didunia, ia sudah ada jauh sebelum Pioneer of Modern Nurse lahir kedunia.
Seharusnya kita dapat meniru kegigihan beliau. Karna tujuan utamanya adalah kesehatan publik. Ia tidak membutuhkan sebuah pengakuan hingga segala aspek kesehatan dijamah hanya karena mempertahankan prinsip. Bekerja dengan kesungguhan hati, tanpa pamprih, serta dengan tulus ikhlas. Hingga ia mendapatkan julukan Public Health Nurse dan Social Worker.
Semoga singkat
cerita ini dapat sedikit memotivasi teman-teman sejawat. Yuk menjadi
sesungguhnya perawat. Diakui atau tidak Indonesia membutuhkan kita. Masih
banyak pelosok-pelosok negeri yang membutuhkan kehadiran kita. Setiap jalan
yang kita tempuh akan akan menemui ujung. Berjuanglah sesuai dengan apa yang
Allah gariskan kepada kita. Jangan tanya ikhlas itu ganjarannya apa . tanpa
kita meminta Allah akan mempertemukan dengan apa yang kita harapkan.
5 komentar
Selalu kagum dengan orang-orang yang berjuang menembus segala keterbatasan serta pandangan miring.
BalasHapusMakasii mas gilang mohon doanya 😊😊
HapusPerawat juga tugas mulia. Maju terus kehadapan, tinggalkan Kara-kata sumbang yg mampir ketelinga
BalasHapusAamiin makasih mbk dewii 😊😊
HapusPerawat juga tugas mulia. Maju terus kehadapan, tinggalkan Kara-kata sumbang yg mampir ketelinga
BalasHapus