Kesucian Cinta

07.51

Bismillah ..

Allah menjanjikan keberkahan dalam setiap tetesan air hujan. Seperti hujan yang tak terhitung berapa tetes air yang turun ke bumi, begitulah kenikmatan yang Allah berikan kepada kita.

Jika cinta adalah anugerah makas udah selayaknya kita menjaga sebaik baik anugrah yang diberikan Allah SWT kepada kita.

Seperti cerita sahabat Nabi, Ali bin Abi Tholib dan Fatimah Az Zahra. Keindahan cinta keduanya tak akan pernah ada duanya. Rasa yang dijaga langsung oleh Allah SWT, hingga tak ada satu pun makhluk didunia yang dapat mencium aroma keindahan cinta keduanya.  

Deceritakan, Ali Bin Abi Thalib waktu itu ingin melamar Fatimah, putri nabi Muhammad SAW. Tapi karena dia tidak mempunyai uang untuk membeli mahar, maka ia membatalkan niat itu. Ali segera berhijrah untuk bekerja dan mengumpulkan uang. 

Pada saat Ali sedang bekerja keras, ia mendengar kabar bahwa Abu Bakar ternyata melamar Fatimah. 

Wanita yang sudah dia inginkan dilamar oleh seseorang yang ilmu agamanya jauh lebih hebat dari dirinya. Sayyidina Ali berpegang teguh dengan ilmu Allah. Allahlah sang maha menyatukan segala yang berjodoh. Ali tetap bekerja dengan giat. Tak pantang menyerah.

Setelah beberapa lama Ali mendengar kabar lamaran Abu Bakar kepada Fatimah ditolak. Ali terpegun dan sedikit bergembira tentunya, kata Ali “waah, saya masih punya kesempatan ”. 

Mendengar kabar itu, Ali bekerja lebih giat lagi agar cepat mengumpulkan uang dan segera melamar Fatimah. Tapi tak lama setelah itu, Ali mendengar kabar bahwa Umar Bin Khatab melamar Fatimah. 

Dan lagi, Ali mendahulukan orang lain, bagaimana perasaanya? Ali mencintai dengan cara Allah, bukan dengan apa yang ia ketahui. keyakinannya kepada sang Maha Khaliq sangat kuat. Allahlah sejatinya maha membolak-balikan hati manusia.

Tak berapa lama Ali mendengar bahwa lamaran Umar bin Khatab ditolak. Betapa senangnya Ali, mendengar kabar itu.

Namun kesenangan itu kembali pudar, karena terdengar kabar, Usman bin Affan melamar Fatimah. Ini sudah yang ketiga kalinya, kata Ali :

“Mungkin kali ini diterima. Kalaulah Usman tidak melamar Fatimah secepat ini, InsyaAllah tidak lama lagi saya akan melamar Fatimah, tapi apa hendak dikata , adakah mau mengalah?".

Dan sekali lagi, tidak berapa lama dari itu, kabar ditolaknya lamaran Usman bin Affan pun terdengar lagi, betapa bahagianya Ali. 

Ali bin Abi Thalib mencintai Fatimah tentu bukan tanpa alasan. Bukan sekedar melihat paras dan kecantikannya. Ali sangat mengagumi kecerdasan Fatimah. Terlebih Fatimah adalah satu-satunya putri Rasulullah SAW yang sangat mencintai ayahnya. 

Kecintaan Fatimah kepada Rasulullah lah yang membuat Ali meleleh dan terus memohon kepada Allah agar diizinkan untuk memekarkan cinta mereka diatas kehalalan dan ridho dari Nya.


Bersambung ...

You Might Also Like

3 komentar

  1. Kalau baca yg beginian jadi teringat... hmm seperti baca tausyiah. Kisah para sahabat. keren mba mif...

    BalasHapus
  2. Kalau baca yg beginian jadi teringat... hmm seperti baca tausyiah. Kisah para sahabat. keren mba mif...

    BalasHapus