Ridhonya adalah Surga
14.54
Bismillah ..
Assalamu’alaikum ..
Lama rasanya tidak menyapa catatan
disini. Alhamdulillah Allah masih memberi kesempatan kepada kita berjumpa lagi
hehhe ..
Masih belum move on dengan cerita
cinta pemuda pemikat hati, Ali bin Abi Thabib. Bercerita tentang keduanya
menjadi motivasi bagi kita. Motivasi untuk tetap teguh mempertahankan rasa atas
nama Allah. Bukan semata-mata karena ego kita sebagai manusia penuh dosa.
Sebenarnya cerita ini sering
dibawakan banyak awak media. Yaa. Karena keindahan cinta dan cerita ini membuat
kita para pejuang cinta (kalo ini alay hehehe) kembali meyakini bahwa Allah
sungguh Maha Mengetahui atas diri kita. Melebihi apa yang kita ketahui terhadap
diri kita sendiri.
Dalam salah satu riwayat lain,
diceritakan ketika Fatimah meminta maaf karena pernah menyimpan rasa sebelumnya
kepada seorang pemuda. Seperti yang sudah diceritakan pada catatan sebelumnya, namun dalam riwayat lain
disebutkan terjadi kesalahpahaman diantara keduanya.
“Wahai Ali suamiku, maafkan aku, tahukah
engkau bahwa sesungguhnya sebelum aku menikah denganmu, aku telah lama mengagumi
dan memendam rasa cinta kepada seorang pemuda, dan aku merasa pemuda itu pun
memendam rasa cintanya untukku. Namun akhirnya ayahku menikahkan aku denganmu.
Sekarang aku adalah istrimu, kau
adalah imamku maka aku pun ikhlas melayanimu, mendampingimu, mematuhimu dan
menaatimu, marilah kita berdua bersama-sama membangun keluarga yang diridhoi
Allah”
Fatimah berkata dengan suara yang
lembut. Sembari menelungkupkan kedua telapak tangannya bertumpukan diatas
pangkuannya. Tundukan kepalanya memperjelas kepribadiannya.
Bahagialah Ali ketka mendengar keikhlasan
Fatimah mendampingi hidupnya. Namun Ali merasa terkejut dan sedih ketika mengetahui
bahwa sebelum menikah dengannya, Fatimah telah memendam perasaan kepada seorang
pemuda. Sepertinya Fatimah menikah dengannya karena permintaan Rasulullah, Ayahanda
Fatimah.
Ali kagum dengan ketaatan Fatimah
yang merelakan perasaannya demi taat dan berbakti kepada orang tuanya dan mau menjadi
istri Ali dengan ikhlas.
Ali memang sungguh pemuda yang
sangat baik hati, ia memang sangat bahagia telah menjadi suami Fatimah, tapi
karena rasa cintanya karena Allah yang sangat tulus kepada Fatimah, hati Ali
pun merasa bersalah jika hati Fatimah terluka.
Karena Ali sangat tahu bagaimana
rasanya menderita karena cinta. Dan sekarang Fatimah sedang merasakannya. Ali merasa
bingung harus berkata apa, perasaan didalam hatinya bercampur aduk.
Ali terdiam sejenak, ia tak
menanggapi pernyataan Fatimah. Dalam keheningan Fatimah memahami, Ali
memikirkan sesuatu. Tanpa menunggunlama Fatimah segera memecah keheningan.
“Astagfirullah maafkan aku. Aku tak
ada maksud ingin menyakitimu, demi Allah aku hanya ingin jujur padamu, saat ini
kaulah pemilik cintaku, raja yang menguasai hatiku”
Fatimah menatap mata suami
tercintanya. Berlahan tangan lembutnya menggenggam jemari surganya. Ali hanya
menghela nafas dan berganti menunduk. Tak ditatapnya bola mata wanita cantik
dihadapannya.
Marah ? tidak. Ali hanya diam
sejenak. Mungkin menikmati rasa yang ada. Atau mungkin menahan gejolak
manusiawinya.
Pelajaran apa yang bisa kita tiru
dalam kisah ini ? meminta maaf adalah hal penting dalam suatu hubungan. Karena
kita manusia tak pernah bisa luput dari salah.
Dan kita, sebagai seorang wanita.
Terlebih dalam kisah ini Fatimah adalah seorang istri, kita harusnya faham
bahwa ridho suami adalah surga.
Bersambung ..
4 komentar
Cerita romantis menggetarkan hati
BalasHapusAli dan Fatimah sangat romantis
BalasHapusBkn cm romantis, tp menggetarkan hati setiap pembaca
BalasHapusSetuju. Romantis dan menggetarkan hati
BalasHapus