Ukasyah Ibnu Muhsin (bagian 1)
10.57Maulid Akbar, Kanzus Sholawat, Pekalongan, Jawa Tengah |
Bismillah ..
Menemani kesetiaan embun yang
hadir memberikan semangat baru. Berusaha menjadi teman terbaiknya agar semangat
tak kunjung pudar.
Meneladani setiap kelembutan dan
kesejukan pagi menjadi rutinitas. Karena pagi selalu memberikan inspirasi dan semangat
baru, harapan baru, segala hal baru hadir atas izinnya.
Dan lagi, menikmati cinta yang
dibiarkan tumbuh. Merenungi Cinta Kekasih Hati. Sudah
sejauh mana kita mencintai Dia dan kekasihNya ?
Mencoba meneladani setiap kisah
yang telah diwariskan untuk kita, oleh para sabhabat-sahabat beliau adalah
salah satu cara untuk menumbuhkan cinta kita kepada beliau Rasulullah SAW.
Semangat yang tak akan terhenti
untuk mengenal sosok tauladan terbaik semoga Allah curahkan kepada kita, diri
penuh dosa ini.
Dalam sebuah riwayat, dikisahkan
cerita Nabi Muhammad SAW dengan salah satu sahabat Nabi bernama Ukasyah Ibnu
Muhsin.
Dalam khutbah terakhir Nabi
Muhammad sebelum akhirnya meninggal dunia, Nabi Muhammad berpesan kepada umat
didepan sahabat-sahabatnya :
“Kalian akan selamat ketika
kalian berpegang kepada dua hal, yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Dan barang siapa
yang mencintai Al-Qur’an dan Hadist ia akan selamat dan masuk surganya Allah
SWT. Siapa yang mengikuti hadist, siapa yang mengikuti sunahku berarti dia mencintai
ku, siapa yg mencintaiku berarti ia akan
bersama-sama denganku di surganya Allah SWT.”
Masya Allah, Rasulullah telah
berjanji siapa saja yang mencintai beliau maka akan bersama beliau di surgaNya.
Kita masih jauh dari kata layak untuk dicintai bukan ? namun setidaknya,
berusaha dan terus belajar merupakan langkah menuju cintanya.
Abu Bakar As Sidiq mendengar
kalimat ini pun menangis terisak-isak karena ia tahu bahwa inilah detik
kepergian Rasulullah.
Di dalam masjid ini pula
Rasulullah berkata kepada seluruh sahabat-sahabatnya :
“Aku tidak ingin ketika aku
dipanggil oleh Allah SWT masih ada orang-orang yang aku dzolimi dan mereka
belum membalas perlakuan burukku semasa hidupku. Maka pada hari ini siapa yang
ingin mengqisas ku (membalas) silahkan. Mungkin saja selama aku berada di dunia
ini aku pernah menyakiti kalian”
Semua orang tentu saja tidak ada
yang tunjuk tangan. Karena mereka tau bahwa Rasulullah adalah orang yang sangat
lembut dan pengasih bagi setiap umatnya.
Dari awal kisah ini sudah banyak
yang dapat kita teladani dari sosok Nabi kita Muhammad SAW. Manusia luar biasa
yang mendapatkan julukan Ma’sum (terpelihara dari dosa) saja merendahkan
dirinya untuk mendapatkan qisas dari umatnya.
Bagaimana dengan kita ? ada malah
saling menyalahkan. Saling menyimpan dendam. Memutuskan tali silaturrahmi.
Sunggun itu semua bukan sifat yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad SAW.
Bersambung ....
7 komentar
Khas mb miftah, beda euy, menanti ilmu berikutnya
BalasHapusKhas mb miftah, beda euy, menanti ilmu berikutnya
BalasHapusIya.. Beda.. Ada siraman Qalbu gitu...
BalasHapusMantap... Mba..
Kereeen nih perempuan idaman. bersambungya pun selalu menebar kebaikan :)
BalasHapusSepakat sama Mas Aim
BalasHapusDinanti sambungannya...
BalasHapusIngat kembali dengan kisah ini... hehee
BalasHapus