Ukasyah Ibnu Muhsin (Bagian 4)

17.43



Bismillah ..

Mengantarkan mendung, gerimis lalu hujan. Hal yang paling romantis dari hujan adalah ia selalu bersedia kembali meski tau rasanya jatuh berkali-kali. Katanya si gitu hehhe ..

Hujan menjadi salah satu jurus mendekati Sang Maha Agung. Diberikan kesempatan untuk menikmati suasana hujan, muhasabah menjadi teman dan berakhir dengan munajat.

Apa pun itu. Salah satu waktu terkabulnya doa adalah diwaktu hujan. Karena disana banyak diturunkan rahmat oleh Allah SWT.

Berada diserambi jendela, mendengarkan rintik hujan dilengkapi dengan suara sayup-sayup lantunan Sholawat diujung sana. Sungguh nikmat suasana seperti ini.

Hal yang paling diinginkan oleh seorang muslim setelah mendapatkan hidayah dari Allah adalah, kita mampu memelihara hidayah Nya dengan penuh cinta. Cinta kepada sang Khaliq maupun cinta kepada Kekasih Nya.

Siapa yang rela Kekasih Allah disakiti oleh sahabatnya sendiri ? siapa yang mempunyai hati melihat Kekasih Allah dalam keadaan yang sangat lemah ?

Namun ketika Nabi Muhammad dengan kerelaannya menerima qisas dari Ukasyah Ibnu Muhsin, sahabat beliau. Bersedia melepas bajunya dan bersedia dipukul sebagaimana Rasulullah tidak sengaja memukul Ukasyah saat perang badar.

Maka ukasyah mulai berjalan mendekati Rasulullah SAW, dan mulai memutar-mutarkan tongkatnya itu, dan hendak memukul Rasulullah SAW

Seluruh orang yang berada dimasjid mulai menangis dan sesekali memejamkan mata karena tidak ingin melihat kejadian ini, dan berkata :

“Dasar ukasyah tidak tau diri”

“Dasar orang yang tidak punya hati, Rasulullah dalam keadaan sakit kau masih bisa berbuat seperti itu.”

Dan apa yang terjadi, ketika ukasyah Rasulullah SAW, Ukasyah melempar tombak itu, dan ukasayah memeluk Rasulullah SAW, dan mengatakan :

“Tidak mungkin wahai Rasul, tidak mungkin aku melukaimu wahai Rasul, aku hanya ingin memelukmu wahai Rasul, aku ingin merasakan kulitmu bertemu dengan kulitku wahai Rasul.”

“Aku sangat mencintaimu, tidak mungkin aku melukaimu wahai Rasul, aku melakukan semua ini semata-mata hanya ingin memelukmu dengan kulit wahai Rasul”

Disinilah kecintaan Ukasyah pada Rasulullah SAW terlihat jelas. Dengan derai air mata yang tak bisa dibentung, Ukasyah memeluk Rasulullah dalam waktu yang sangat lama.

Seluruh sahabat yang ada dimasjid pun turut larut dalam kecintaanNya kepada Baginda Nabi. Ada duka yang hadir ditengah-tengah mereka. karena beberapa dari sahabat Nabi mengetahui bahwa inilah detik-detik kepergian Rasulullah.

Mereka benar-benar tidak rela melepaskan Rasulullah untuk menghadap Sang Maha Kuasa. Para sahabat seolah tak rela Rasulullah bertemu dengan seluruh malaikat yang ada di langit.

Namun inilah perjalanan. Dunia hanyalah sementara. Diawal cerita, dalam khutbah terakhir Rasulullah telah menyampaikan. Siapa saja yang mencintai dan mengikuti sunnah Rasulullah, maka ia akan bersama-sama dengan Rasulullah di surga Allah.

Terus tingkatkan Shalawat salam kita kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW. Jangan lelah untuk meminta ridhoNya. Jangan berhenti untuk meminta syafaat agar kita bertemu dan bersama-sama di Surga. Aamiin ..

Sekian ... 

You Might Also Like

1 komentar

  1. Subhanallah... Betapa Beruntung sekali umat yang bisa menyaksikan langsung pemimpin yg seperti baginda nabi Muhammad SAW

    BalasHapus